FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG FILARIASIS DI DESA JUMA TEGUH KECAMATAN SIEMPAT NEMPU KABUPATEN DAIRI
Sari
Latar Belakang: Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi, dari Survei Darah Jari (SDJ) 490 orang tahun 2015, diindikasikan 53 orang menderita filariasis, dan 4 kasus filariasis terbaru ditemukan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu. Masyarakat sering mempersepsikan penyakit filariasis sebagai penyakit kutukan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi persepsi masyarakat tentang filariasis.
Metode: Penelitian ini adalah survei analitik dengan desain potong lintang (cross sectional). Penelitian dilakukan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu. Populasi dalam penelitian ini seluruh kepala keluarga sebanyak 576 KK dan sampel 85 orang yang diambil secara purposif. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat menggunakan chi-square dan multivariat menggunakan regresi logistik berganda pada tingkat kepercayaan 95% (a=0,05).
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi persepsi masyarakat tentang filariasis di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi adalah pendidikan (p=0,005), pengetahuan (p=0,002) dan akses ke pelayanan kesehatan (p=0,022). Variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap persepsi masyarakat tentang filariasis adalah pengetahuan (OR = 14,750; 95%CI =2,704-80,454), pendidikan (OR = 10,103; 95%CI =1,521-60,502), dan akses ke pelayanan kesehatan (OR = 8,992; 95%CI = 1,377-58,708).
Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini bahwa faktor-faktor yang memengaruhi persepsi masyarakat tentang filariasis yaitu pengetahuan, pendidikan, dan akses ke pelayanan kesehatan. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi untuk melakukan upaya promosi kesehatan untuk mengubah persepsi masyarakat yang tidak baik tentang penyakit filariasis menjadi baik dan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman masyarakat tentang penyakit filariasis sehingga dapat melakukan pencegahan penyakit filariasis dengan benar.Teks Lengkap:
PDFReferensi
Depkes RI. Pedoman pengobatan massal penyakit kaki gajah (filariasis) di Indonesia. Jakarta : Ditjen PPM & PL Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2009.
Wahyono TYM. Analisis epidemiologi deskriptif filariasis di Indonesia. Buletin Jendela Epidemiologi. Jakarta: Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementerian Kesehatan RI; 2010.
Widoyono. Penyakit tropis epidemiologi, penularan, pencegahan dan pemberantasannya. Jakarta: Erlangga; 2013.
Depkes RI. Pedoman penentuan daerah endemis penyakit kaki gajah (Filariasis) di Indonesia. Jakarta : Ditjen PPM & PL Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2013.
Kemenkes RI. Prevalensi penyakit kaki gajah (filariasis) berhasil diturunkan [artikel di internet]. 2015 [diunduh tanggal 05 Oktober 2016]. Tersedia dari: www.depkes.go.id/article/view/15073000001/prevalansi-penyakit-kaki-gajah-filariasis-berhasil-diturunkan.html.
Kemenkes RI. Filariasis. Menuju eliminasi filariasis 2020. Infodatin. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Epidemiologi Kementerian Kesehatan RI; 2010.
Dinkes Propsu. Jumlah penderita Filariasis di Propinsi Sumatera Utara. Medan: Dinkes Provinsi Sumatera Utara, 2014.
BTKL PP Medan. Laporan Sistem Kewaspadaan Dini Penyakit Filariasis di Wilayah Puskesmas Siempat Nempu Kabupaten Dairi Sumatera Utara Tahun 2015. Medan: Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular.
Antarasumut. Dinkes Dairi Antisipasi Penyakit Kaki Gajah. 2016 [diunduh tanggal 05 Oktober 2016]. Tersedia dari: www.antarasumut.com/ berita /155589/dinkes-dairi-antisipasi-penyakit-kaki-gajah
Analisa. Penyakit Kaki Gajah Jangkit Empat Warga. [artikel di internet]. 2016 [diunduh tanggal 05 Oktober 2016]. Tersedia dari: www.harian.analisadaily.com/sumut/news/penyakit-kaki-gajah-jangkit-empat-warga/262397/2016/09/11
Dinkes Kabupaten Dairi. Data penyakit filariasis di Kabupaten Dairi. Sidikalang : Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi; 2016.
Santoso, Yulian Taviv, Yahya, dan Rika Mayasari. Pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang filariasis. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 2014: 167-176.
Garjito TA. Filariasis dan beberapa faktor yang berhubungan dengan penularannya di Desa Pangku-Tolole, Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi-Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Vektora. 2013; 5(2): 54-65.
Agustianingsih, D. Praktik pencegahan filariasis. Jurnal Kemas. 2013; 8(2): 190-197.
Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta; 2013.
Kemenkes RI. Filariasis di Indonesia. Buletin Jendela Epidemiologi. Jakarta: Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementerian Kesehatan RI; 2010.
Gandahusada. Parasitologi kedokteran. Cetakan ke-VI, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2013.
Kemenkes RI. Pedoman penatalaksanaan kasus klinis penyakit kaki gajah (filariasis) di Indonesia. Jakarta : Ditjen PPM & PL Depkes RI; 2011.
Sunaryo. Psikologi untuk keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2013.
Alhamda S. Buku ajar sosiologi kesehatan. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Deepublish; 2014.
Muhammad I. Pemanfaatan SPSS dalam penelitian bidang kesehatan, Bandung : Cita Pustaka Media Perintis; 2014.
Hude M Darwis. Emosi: penjelajahan religio-psikologi tentang emosi manusia di dalam Al-Quran . Jakarta : Erlangga; 2015.
Rheingans RD, Haddix AC, Messonnier ML, Meltzer M, Mayard G, Addiss, DG. Willingness to pay for prevention and treatment of lymphatic filariasis in Leogane, Haiti. Filaria journal. 2014; 3(2) : 1-11.
Das D, Kumar S, Das AP. Knowledge of Lymphatic Filariasis Among The Population of An Endemic Area in Rural Madhya Pradesh, India (Short Communication). Annals of Tropical Medicine & Parasitology. 2015; 99(1): 101-104.
Mufidati H. Faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi masyarakat mengenai filariasis di RW 03 Desa Cimanggis. Jakarta: Program Studi Ilmu Keprawatan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; 2016.
Santoso, Yulian Taviv, Yahya, dan Rika Mayasari. Pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang filariasis. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 2014; 2(1): 167-176.
Kemenkes RI. Buletin jendela epidemiologi: Filariasis di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2014.
Notoatmodjo S Ilmu kesehatan masyarakat prinsip-prinsip dasar. Cetakan Ketiga. Jakarta: Rineka Cipta; 2013.
Wawan A dan Dewi M. Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika; 2013.
Bekalu, Mesfin Awoke, dan Eggermont, Steven. The role of communication inequality in mediating the impacts of socioecological and socioeconomic disparities on HIV/AIDS knowledge and risk perception. International Journal for Equity in Health. 2014; 2(1) : 13-16.
Mubarak W. Promosi kesehatan, sebuah pengantar proses belajar mengajar dalam pendidikan. Jakarta: Graha Ilmu; 2014.
Hayati, Mardhiyah, I Ketut Sudiana, dan Kristiawati. Analisis faktor orang tua terhadap status gizi balita pendekatan teori health belief model. Surabaya: Fakultas Keperawatan Universitas Erlangga; 2014.
Syuhada Y. Studi Kondisi Lingkungan Rumah dan Perilaku Masyarakat Sebagai Faktor Risiko Kejadian Filariasis di Kecamatan Buaran dan Tirto Kabupaten Pekalongan. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2012; 2(1) : 96-101.
Siregar L. Anthropologi dan Konsep Kebudayaan. Cetakan Pertama. Jakarta: Gramedia Pustaka; 2012.
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
View My Journal Stats